Ngamumule Budaya Sunda

Prosesi Mapag Panganten Dalam Pernikahan Adat Sunda (Ki Lengser dan Ambu)

Apa itu Mapag Panganten?
Prosesi "mapag panganten" dalam Bahasa Sunda yang berarti menyambut pengantin, di sebagian besar wilayah Jawa Barat merupakan tradisi dan kreasi para seniman Jawa Barat. Prosesi mapag panganten tersebut bukan merupakan ritual warisan, akan tetapi merupakan kreasi para seniman lokal Jawa Barat, sehingga tidak ada aturan yang baku dalam prosesi tersebut dan sangat tergantung kreasi koreografer atau paguyuban seni yang mengusungnya.

Dalam tradisi masyarakat Sunda (Jawa Barat), sosok Ki Lengser / Uwa Lengser identik dengan utusan raja / perwakilan raja yang biasa turun ke masyarakat luas. Ki Lengser memiliki kedudukan yang penting dikerajaan Sunda. Selain sebagai utusan raja, Ki Lengser juga merupakan penasihat raja yang cerdik dan biasa menyadarkan kesalahan - kesalahan raja.


Prosesi Mapag Panganten (Ki Lengser dan Ambu)
Ki Lengser
Namun sosok lengser pada zaman kerajaan dahulu dengan lengser yang kita kenal ada pada saat ini seperti halnya ki Lengser pada prosesi Mapag Panganten sangatlah berbeda. Sosok Ki Lengser pada saat ini tergambarkan sebagai sosok orang tua yang kocak/jenaka, polos akan tetapi bijaksana dan mampu mengarahkan acara prosesi mapag panganten sunda hingga selesai. Adakalanya Ki Lengser juga ditemani oleh sesosok wanita tua yang berperan sebagai istri Ki Lengser yang dikenal dengan nama "Ambu"

Peran Ki Lengser sering pula dilakukan oleh dua orang, yaitu sosok tubuh Ki Lengser sendiri yang memiliki ciri khas dandanan orang tua, dengan rambut, kumis, janggut yang memutih, menggunakan ikat kepala sunda, baju tradisi orang sunda yang disebut Pangsi / kampret dan menggunakan aksesoris kalung / gelang kayu yang berukuran besar serta tak lupa membawa kantong yang diselendangkan di pundak. Sedangkan sosok ki Lengser satu lagi bertugas sebagai pengisi suara yang biasanya "bersembunyi" dibelakang bersama nayaga (penabuh gamelan)

Sosok Ki Lengser yang meperagakan peran fisik Ki Lengser inilah yang terkadang membuat aneka kelucuan bersama Ambu ( biasanya diperankan oleh seorang pria pula), dalam menyambut kedatangan mempelai pria. Sesaat setelah kedatangan mempelai pria bersama kedua orangtuanya, Ki Lengser akan mengisi acara dengan beragam kelucuan dan anekdot berbentuk tari dan koreografi yang lucu bersama Ambu. Setelah itu mereka berdua akan mengarahkan rombongan pengantin pria terutama mempelai pria bersama kedua orang tuanya dengan iring-iringan penari wanita dan pasukan pria pembawa payung dan umbul umbul sebagai simbol penghormatan kepada tamu.

Ki Lengser akan membawa tamu mempelai pria bersama orang tua dan rombongan untuk menemui mempelai wanita dan keluarga. Dan acara akan terus dilanjut dengan prosesi bernuansa adat dengan dipandu Ki Lengser hingga acara ijab kabul.

Pada saat ini acara penyambutan ki Lengser tidak hanya dipergunakan untuk prosesi Mapag Panganten sunda saja, namun banyak dilakukan untuk menyambut tamu pada acara-acara resmi di pemerintahan di wilayah Jawa Barat. Sedangkan untuk prosesi mapag panganten sendiri biasanya dilakukan oleh masyarakat kota yang memiliki kemampuan ekonomi menengah keatas, mengingat biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit karena melibatkan banyak personil. 

Silakan Share ke media sosial :
 
-->