Ngamumule Budaya Sunda

Iket Sunda dan Jenis-jenisnya

Iket atau totopong (Sunda) adalah penutup kepala dari kain merupakan bagian dari kelengkapan sehari-hari pria di pulau Jawa dan Bali, sejak masa silam sampai sekitar awal tahun 1900-an dan mulai populer kembali pada tahun 2013. Penggunaan iket bagi pria akil balik pada masa lalu menjadi keharusan karena dipercaya melindungi mereka dari roh-roh jahat, selain untuk fungsi-fungsi praktis seperti wadah /pembungkus, selimut, bantalan untuk mengangkut beban di kepala dsb, sedangkan saat ini lebih diperuntukkan sebagai aksesoris dan upaya melestarikan budaya.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/5c/Ruparupaiketsunda.jpg
Di Jawa Barat khususnya masyarakat Sunda, tutup kepala yang dibuat dari kain dikenal dengan sebutan iket atau totopong atau udeng, semuanya adalah pelindung kepala yang berfungsi sebagai kelengkapan berbusana. Di samping itu ada pula dudukuy yaitu tutup kepala yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan seperti bambu, kayu dan daun yang hanya berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas dan hujan.
Pada zaman dahulu iket juga mencerminkan kelas dalam masyarakat, hingga tampak jelas perbedaan kedudukan seseorang (pria) dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu iket Sunda juga sebagai bagian dari kelengkapan berbusana yang digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan budaya yang dikaitkan dengan nilai budaya, adat istiadat serta pandangan hidup masyarakat.
Makna Iket Sunda Pada mulanya kata iket merupakan kata umum yang artinya ikat atau ikatan. Akan tetapi karena sesuatu yang diikatnya itu kepala (pria) dan berlangsung saat dangdan atau dangdos atau berdandan akhirnya kata iket itu menjadi kata khusus atau istilah yang mengandung pengertian ikat kepala.
di bawah ini ada beberapa jenis iket dan pengertiannya :

1. Iket Réka-an Baheula

Iket Réka-an Baheula adalah rupa iket yang penggunaanya sudah menjadi tradisi sehari-hari dan sudah ada sejak dulu di kampung-kampung adat Sunda tanpa dipengruhi unsur seni dari luar. Contoh rupa iket ini adalah yang biasa dipakai oleh orangtua dimana mereka sudah mengenakan rupa iket ini sejak remaja (anak-anak) dan sampai sekarang pun masih tetap memakainya.

Adanya beberapa kunjungan wisata dari kota/tempat lain dimana para pengunjung tersebut mengenakan iket budaya lain yang sedikit berbeda, terkadang dapat mempengaruhi sutu rupa iket Sunda bahkan tertarik untuk menirunya yang pada akhirnya terjadi transformasi bentuk. Mochamad Asep mengambil patokan tahun yang dikatakan rékaan baheula adalah sebelum tahun 1999 karena pada tahun tersebut Musium Sri Baduga telah membuat beberapa artikel mengenai penutup kepala. Yang termasuk Iket Réka-an Baheula di antaranya:
  1. Iket Barangbang Semplak
  2. Iket Julang Ngapak
  3. Iket Kuda Ngencar
  4. Iket Parekos Nangka
  5. Iket Parekos Jengkol
  6. Iket Kekeongan (Borongsong Keong : Banten)
  7. Iket Maung Heuay
  8. Iket Porteng
Iket Sunda Barangbang Semplak

Iket Sunda Julang Ngapak

Iket Sunda Kuda Ngencar

Iket Sunda Parekos Nangka

Iket Sunda
Iket Sunda Parekos Jengkol

2. Iket Réka-an Kiwari

Iket Réka-an Kiwari adalah rupa iket hasil karya dari sendiri (pribadi) sesuai dengan ide, inspsirasi, dan kreasi yang disenanginya. Namun demikian prinsipnya tetap menggunakan jenis kain yang sama yaitu kain juru opat (segi empat). Iket Reka-an ini merupakan bentuk dari penemuan, imajinasi, atau surup-an dari hal hal tertentu, bahkan mungkin saja Rupa Iket Reka-an ini adalah hasil dari rupa iket Buhun yang dilahirkan kembali setelah bertahun-tahun tidak diketahui. Hal ini bisa dibuktikan melalui beberapa saksi hidup dari dari generasi penerusnya.

Menurut Mochamad Asep Hadian Adipradja-Pulasara Iket, Rupa Iket Rekaan Kiwari ini mulai banyak di temukan pada tahun 2011 hingga sekarang. Yang termasuk Iket Réka-an Kiwari di antaranya:
  1. Iket Candra Sumirat
  2. Iket Maung Leumpang
  3. Iket Hanjuang Nangtung
Iket Sunda
Iket Sunda Candra Sumirat

Iket Sunda
Iket Sunda Maung Leumpang

3. Iket Praktis

Iket Praktis ini adalah Rupa Iket tinggal pakai atau sudah jasi sehingga para pengguna tidak lagi perlu mengikat atau membentuk iket dengan teknik-teknik tertentu tetapi dapat langsung dipakai. Rupai iket Praktis ini mulai dikela sejak tahun 2008. Sama seperti rupa iket lain, Rupa Iket Praktis ini juga mempunyai corak dan warna yang bervariasi tetapi masih sama menggunakan kain juru opat (segi empat). Contoh Rupa Iket Praktis di antaranya:
  1. Iket Praktis Parekos
  2. Iket Praktis Makuta Wangsa
  3. Iket Praktis Mancala Putra
Iket Sunda
Iket Praktis Parekos

Iket Sunda
Iket Praktis Makuta Wangsa

Iket Sunda
Iket Praktis Mancala Putra

Iket Sunda
Iket Sunda Lawon Sonagar
semoga dengan postingan ini kita bisa mencintai budaya kita sendiri dengan cara membudayakannya.Hatur Nuhun.

Silakan Share ke media sosial :
 
-->